Rabu, 18 Maret 2015

5 Alasan Mengapa Anda Harus Mengatakan Tidak Dari Pada Ya

Katakan tidak
Andin adalah seorang mahasiswa yang super aktif di kampus. Selain aktif di kelas, dia juga seorang aktivis kampus. Karena keaktifannya ia jadi dikenal banyak orang. Sehingga ia pun sering mendapat tawaran mengisi kegiatan, membuat proposal kegiatan, membantu tugas teman, dan masih banyak lagi yang lain. Bisa di bilang ia adalah mahasiswa yang aktif dan cerdas.
Namun suatu ketika ia merasa bingung dan stress, karena beberapa pekerjaan yang dilakukan tidak bisa maksimal. Yang akhirnya malah membuat dirinya disalahkan dan mendapat tekanan dari sana-sini.
Inilah dampak dari sikapnya yang selalu bilang ya jika mendapatkan tawaran sesuatu. Ia tidak pernah berpikir bahwa kata ya ini akan menjadi bumerang buat dirinya di kemudian hari.
Apakah Anda juga mengalami hal yang demikian? Pernahkah Anda mengatakan ya tapi akhirnya membuat Anda tertekan dan Anda menyesal pernah mengatakan ya. Kenapa umumnya orang enggan berkata tidak saat mendapat tawaran sesuatu dan malah memilih mengatakan ya
Berdasarkan pengamatan saya biasanya ada beberapa alasan orang melakukannya, pertama, merasa tidak enak, karena yang meminta adalah orang-orang yang memiliki kepentingan atas dirinya. Kedua, ingin memberikan yang terbaik buat semua orang. Ketiga, ingin menunjukkan bahwa dia mampu melakukan apapun.
Satu hal yang harus Anda pahami melakukan sesuatu yang tidak ingin Anda lakukan adalah sesuatu yang akan membuat Anda tertekan. Memang tidak ada salah, jika ada  orang mengatakan ya saat di minta melakukan sesuatu. Tapi kan tidak harus selalu bilang ya, karena siapapun boleh kok mengatakan “tidak’ kalau ternyata permintaan itu memang memberatkan.
Berikut ada beberapa alasan mengapa Anda harus mengatakan “tidak” dari pada “ya”.
1. Anda ini memiliki keterbatasan.
Keterbatasan ini meliputi banyak hal contohnya keterbatasan kemampuan dan waktu. Kalaupun Anda memiliki kemampuan yang banyak, tapi percayalah waktu itu tidak akan berubah, sehari itu tetap 24 jam, dan selama itu pula Anda punya skala prioritas hidup yang harus Anda kerjakan. Mengatakan ya untuk segala sesuatu hanya akan membuat Anda sulit melakukan sesuatu secara baik.
2.   Tidak ingin membuat hidup lebih sulit
Anda tidak perlu membuat hidup Anda lebih sulit. Akan lebih baik jika Anda hanya mengerjakan sesuatu yang membuat Anda nyaman. Kalau Anda sudah tertekan, saya yakin pekerjaan Anda juga tidak akan beres. Ingat hukum efisiensi, semuanya harus proporsional, kalaupun harus berlebih, akan lebih jika itu Anda gunakan untuk menyelesaikan prioritas lain dari tindakan Anda.
3.   Pertimbangan manfaat
Teknik ini sangat tepat dalam setiap pengambilan keputusan. Sebelum Anda mengatakan ya, lebih baik pertimbangkan dulu baik-baik manfaatnya buat diri Anda atau instansi Anda. kalau ternyata tidak memberikan banyak manfaat maka Anda boleh mengatakan ya. Kelihatannya memang agak egois tapi dalam keadaan tertentu hal ini baik untuk dilakukan.
4.   Anda punya hak atas diri Anda
Siapapun Anda manusia punya hak penuh atas hidupnya. Jangankan bos, dosen, guru, atau presiden, ibu Anda saja yang sudah melahirkan Anda tidak punya hak atas diri Anda. Anda bukan budak siapa-siapa, jadi Anda tidak perlu merasa bersalah jika Anda mengatakan tidak. Anda juga tidak perlu takut kepada siapapun dan dalam kondisi yang bagaimanapun.
5.   Mengikuti kata hati
Jangan abaikan kata hati Anda, ketika ia sudah mengatakan tidak, akan lebih baik jika Anda menurutinya. Kalau Anda sudah tahu Anda tidak bisa melakukannya, ya,,tidak sah dipaksa. Jangan menempatkan diri pada situasi yang akan mengganggu kebahagiaan hidup Anda.
Anda memiliki kendali atas hidup Anda dan atas apa yang Anda rasa penting dalam setiap keputusan yang Anda buat. Anda memiliki semua kemampuan untuk mengatakan ya untuk semuanya, tetapi Anda juga harus memiliki keberanian untuk mengatakan tidak untuk beberapa.
Jika Anda punya pendapat lain yang ingin dibagikan silahkan tuliskan di kolom komentar

0 komentar:

Posting Komentar