Lagi-lagi berbicara tentang kesuksesan, rasa-rasanya gak ada bosennya
ya. Buat saya tidak akan pernah ada bosan untuk berbagi hal-hal yang
bermanfaat untuk teman-teman semuanya. Semoga saja anda juga tidak
bosan, membaca coretan-coretan sederhana saya di blog ini. Begini kawan
saya ingin berbagi pengalaman sedikit terkait dengan kehidupan umum yang
sering saya lihat di lingkungan sekitar saya.
Jujur saja dari dulu sampai sekarang saya paling hobi
njangong/jagongan kalau istilah bahasa Indonesianya ngobrol. Kebiasaan
ini bisa saya lakukan di mana saja. Bisa di warung kopi, pos ronda, di
halte bus, di rumah dan lain-lan, tapi tidak saat bekerja tentunya,
hehehe. Hobi mengobrol ini tidak hanya dengan teman sebaya, tapi sama
yang lebih dewasa atau yang lebih muda pun saya suka. Di antara
obroloan-obrolan yang paling saya sukai adalah tentang motivasi dan
pengembangan diri.
Pernah suatau malam, saya bertemu dan ngobrol dengan bebarapa teman
lama. Awalnya obrolan itu hanya obrolan biasa, layaknya seorang teman
yang sudah lama tidak ketemu. Tapi lama-lama obrolan kami semakin
serius, karena ada salah seroang teman yang mengatakan demikian
“kelihatannya sampeyan sekarang dah sukses?”. Saya sendiri tidak tahu
apa alasan mereka mengatakan saya sukses, mungkin dilihat dari badanku
kali, yang sedikit agak gemukan, hehehe. Kemuadian saya menjawab
pertanyaan tersebut begini “Alhamdulillah kalau sampeyan bilang saya
sukses”.
Sejenak kami saling diam, kemudian saya balik melanjutkan jawaban
atas pertanyaan teman saya “Sampeyan juga sukses, buktinya tidak perlu
merantau jauh-jauh sampeyan bisa mendapatkan penghasilan. Kalau saya
rasanya tidak akan bisa sepertai sampeyan, kalau hanya tinggal di rumah.
Karena itulah saya merantau, dengan harapan bisa merubah
nasib”.Pembicaraan kamu terus belanjut hingga pada suatu keadaan di mana
saya melihat salah satu teman saya yang begitu pesimis. Ketika saya
berusaha memotivasi teman-teman saya yang lain, dia malah terkesan
sangat merendahkan diri. Dia mengatakan dirinya gak punya kemampuan,
orang miskin, orang bodoh yang tidak sekolah dan lain-lain. Saya melihat
suatu sikap yang aneh pada diri teman saya yang satu ini.
Melihat sikapnya yang begitu, jujur saya jadi malas memberikan
motivasi. Karena sedikit pun ia tidak merespon secara positif apa-apa
yang saya katakan. Tapi saya tidak begitu saja menyerah, mungkin saja
saya yang belum bisa menyentuh dirinya untuk mersepon secara positif.
Pelan tapi pasti saya mencoba berampati terhadapnya, tapi hasilnya tetap
nihil. Dari sikap dan respon yang ditunjukkan, saya pun mengambil
kesimpulan bahwa teman saya pikirannya terpenjara dalam sebuah konsep
hidup yang salah.
Memang hidup yang serba kekuranagn sering menjadikan orang pesimis
dalam menatap masa depan. Bahkan ketika ada orang yang memberikan
motivasi, mereka pun sulit memberikan respon. Hal itu terjadi sebenarnya
bukan karena stimulus yang diterima kurang kuat, tapi karena mereka
menutup dirinya sendiri dari pengaruh positif dari luar. Mereka
terlanjur meyakini bahwa diri mereka akan selamanya begitu, tetap hidup
susah dan tidak akan bisa berkembang.
Sungguh ironi memang, jika ada orang yang kekurangan tapi tidak mau
membuka diri terhadap perubahan. Mereka terlanjur terdogma oleh
pikiran-pikiran gagal yang selalu menghantui.Terus yang jadi pertanyaan,
bagaimana mengatasi hal ini? Tidak mudah memang memberikan motivasi
kepada orang yang seperti ini. Yang dibutuhkan hanya satu sikap mau
terbuka terhadap perubahan. Orang seperti ini harus memulai semua dari
dirinya sendiri. Mereka harus merasa butuh akan motivasi dan pencerahan.
Sedangkan untuk menimbulkan kebutuhan ini, seseorang harus mampu
melihat dirinya secara positif. Melihat diri sebagai makhluk yang
memiliki berbagai macam potensi yang bisa dikembangkan. Jadi janganlah
kita menutup diri dan mengungkung diri kita dalam penjara pikiran yang
salah. Mulai saat ini mulailah memandang diri positif, lihat lah
kegagalan sebagai cambuk untuk meraih kesuksesan. Saya yakin semua orang
ingin maju, ingin sukses, ini popular, ingin diakui eksistensiya.
Apakah itu hanya akan menjadi sekedar keinginan? Jawaban ada di dalam
diri kita sendiri. So, carilah jawaban itu.
Jumat, 20 Maret 2015
Ingin Sukses Kok Pesimis !
00.42
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar