Jumat, 20 Maret 2015

Buka Mata, Buka Telinga, Buka Hati

Banyak orang ketika mendapatkan sebuah musibah atau kegagalan cenderung mengeluh dengan keadaan tersebut. Tidak jarang juga mereka semakin terpuruk dan terjerumus pada pola pikir dan tindakan yang salah. Hal ini dilakukan karena umumnya mereka menganggap bahwa hidupnyalah yang paling tidak beruntung. Padahal kalau mau membuka diri untuk melihat yang ada di luar dirinya, masih banyak orang-orang yang lebih tidak beruntung di luar sana.
Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Pada dasarnya setiap manusia itu unik, mereka dibekali dengan berbagai macam potensi, supaya mereka bisa menjalankan amanah dan tugasnya hidup di dunia. Tuhan itu adalah Maha tahu, jadi Tuhan lebih tahu apa yang terbaik buat diri kita. Tapi sayangnya tidak semua manusia menyadari hal tersebut. Mereka lebih suka dikendalikan oleh pikiran-pikiran negatif, yang justru hal itu semakin menjauhkan mereka pada tindakan-tindakan yang positif. Mereka tidak mau mengunakan matanya untuk melihat, tidak mau mendengarkan telinga untuk mendengar dan tidak mau menggunakan hatinya untuk merasakan.
Terkadang ada sebagian orang yang suka mengeluh karena nasibnya belum berubah. Padahal semua kiat-kiat sukses dari para ahli telah di baca, buku-buku motivasi telah di baca, bahkan sudah menghabiskan jutaan uang untuk mengikuti seminar dan pelatihan. Namun tetap saja diri mereka tidak berubah. Hal ini umumnya disebabkan karena mereka mudah menyerah dengan nasib, tidak sabar untuk menunggu kesuksesan dan tidak mau menggunakan mata, telinga dan hatinya.
Sekarang kita coba lihat di lingkungan sekitar kita. Lihatlah sejauh kita bisa melihat, di sana kita akan melihat betapa banyak orang disekitar sana, yang nasibnya tidak lebih baik dari kita. Banyak di luar sana orang yang tidak memiliki fisik sempurna tapi bisa mencapai kesuksesan.
Salah satu contoh saja, ada seorang pengusaha mainan difable, bernama Tarjono Slamet. Saat ini ia memiliki sebuah usaha bernama Mandiri Craf dan karyawannnya semua terdiri dari orang-orang yang sama-sama memiliki kekuarangan fisik. Awal sebelum ia mendirikan usaha ini, dia adalah seorang karyawan PLN, tapi karena mengalami kecalakaan ia kehilangan kaki kanannya karena harus diamputasi, dan kedua tangannya pun mengalami cacat.
Setelah kecelakaan itu Pak Slamet sempat Frustasi, tapi karena dukungan teman-teman ia kembali bangkit. Tepatnya tahun 2003 tiga pak Slamet membuka sebuah usaha disable yang bergerak di bidang alat peraga pendidikan. Tapi ternyata ujian tidak hanya sampai di situ, saat terjadi gempa di jogja usaha pak Slamet ikut jadi korban, sehingga tempat dan semua alat produkis tidak bisa di gunakan. Pak Slamet sempat frustasi berat, tapi karena tekad dan dukungan dari teman-temannya akhirnya usahanya bisa di bangun kembali sampai sekarang (Sumber: Hitam Putih Trans7).
Kisah tersebut harusnya mampu membuat mata, telinga dan hati kita tergerak, kalau yang punya kekurangan secara fisik saja bisa kenapa kita tidak. Untuk bisa meniru semangat pak Slamet kita tidak bisa hanya menggunakan telinga dan mata kita tapi juga harus denga hati. Karena tanpa ketiganya kita hanya akan melihat itu sebagai hal yang biasa. Tapi kalau kita mau melihatnya dengan mata, telingan dan hati maka apa yang di lakukan pak Slamet memang sungguh luar biasa dan menginspirasi kita semua untuk tetap maju apapun yang terjadi.

0 komentar:

Posting Komentar