Banyak orang ketika mendapatkan sebuah musibah atau kegagalan
cenderung mengeluh dengan keadaan tersebut. Tidak jarang juga mereka
semakin terpuruk dan terjerumus pada pola pikir dan tindakan yang salah.
Hal ini dilakukan karena umumnya mereka menganggap bahwa hidupnyalah
yang paling tidak beruntung. Padahal kalau mau membuka diri untuk
melihat yang ada di luar dirinya, masih banyak orang-orang yang lebih
tidak beruntung di luar sana.
Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Pada dasarnya setiap
manusia itu unik, mereka dibekali dengan berbagai macam potensi, supaya
mereka bisa menjalankan amanah dan tugasnya hidup di dunia. Tuhan itu
adalah Maha tahu, jadi Tuhan lebih tahu apa yang terbaik buat diri kita.
Tapi sayangnya tidak semua manusia menyadari hal tersebut. Mereka lebih
suka dikendalikan oleh pikiran-pikiran negatif, yang justru hal itu
semakin menjauhkan mereka pada tindakan-tindakan yang positif. Mereka
tidak mau mengunakan matanya untuk melihat, tidak mau mendengarkan
telinga untuk mendengar dan tidak mau menggunakan hatinya untuk
merasakan.
Terkadang ada sebagian orang yang suka mengeluh karena nasibnya belum
berubah. Padahal semua kiat-kiat sukses dari para ahli telah di baca,
buku-buku motivasi telah di baca, bahkan sudah menghabiskan jutaan uang
untuk mengikuti seminar dan pelatihan. Namun tetap saja diri mereka
tidak berubah. Hal ini umumnya disebabkan karena mereka mudah menyerah
dengan nasib, tidak sabar untuk menunggu kesuksesan dan tidak mau
menggunakan mata, telinga dan hatinya.
Sekarang kita coba lihat di lingkungan sekitar kita. Lihatlah sejauh
kita bisa melihat, di sana kita akan melihat betapa banyak orang
disekitar sana, yang nasibnya tidak lebih baik dari kita. Banyak di luar
sana orang yang tidak memiliki fisik sempurna tapi bisa mencapai
kesuksesan.
Salah satu contoh saja, ada seorang pengusaha mainan difable, bernama
Tarjono Slamet. Saat ini ia memiliki sebuah usaha bernama Mandiri Craf
dan karyawannnya semua terdiri dari orang-orang yang sama-sama memiliki
kekuarangan fisik. Awal sebelum ia mendirikan usaha ini, dia adalah
seorang karyawan PLN, tapi karena mengalami kecalakaan ia kehilangan
kaki kanannya karena harus diamputasi, dan kedua tangannya pun mengalami
cacat.
Setelah kecelakaan itu Pak Slamet sempat Frustasi, tapi karena
dukungan teman-teman ia kembali bangkit. Tepatnya tahun 2003 tiga pak
Slamet membuka sebuah usaha disable yang bergerak di bidang alat peraga
pendidikan. Tapi ternyata ujian tidak hanya sampai di situ, saat terjadi
gempa di jogja usaha pak Slamet ikut jadi korban, sehingga tempat dan
semua alat produkis tidak bisa di gunakan. Pak Slamet sempat frustasi
berat, tapi karena tekad dan dukungan dari teman-temannya akhirnya
usahanya bisa di bangun kembali sampai sekarang (Sumber: Hitam Putih
Trans7).
Kisah tersebut harusnya mampu membuat mata, telinga dan hati kita
tergerak, kalau yang punya kekurangan secara fisik saja bisa kenapa kita
tidak. Untuk bisa meniru semangat pak Slamet kita tidak bisa hanya
menggunakan telinga dan mata kita tapi juga harus denga hati. Karena
tanpa ketiganya kita hanya akan melihat itu sebagai hal yang biasa. Tapi
kalau kita mau melihatnya dengan mata, telingan dan hati maka apa yang
di lakukan pak Slamet memang sungguh luar biasa dan menginspirasi kita
semua untuk tetap maju apapun yang terjadi.
Jumat, 20 Maret 2015
Buka Mata, Buka Telinga, Buka Hati
00.52
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar