Jumat, 20 Maret 2015

The Power Of Just Do It

Percaya gak kalau kejeniusan dan kepintaran kadang menghambat kemajuan dan kesuksesan kita? Sebelum Anda memutuskan menjawab percaya atau tidak sebaiknya baca dulu tulisan ini sampai habis, baru setelah itu Anda memberikan jawabannya.
Saya pribadi sering menghadapi kasus di mana saya sering dibuat ragu dan bimbing oleh kepintaran dan kejeniusan saya. Hehehe,,maksud saya oleh logika nalar saya. Sehingga saya menjadi sulit untuk mengambil keputusan bahkan tidak jarang pula akhirnya saya tidak membuat keputusan sama sekali.
Saya ambil sebuah contoh saat saya melihat sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan, jika dijalankan dengan managemen yang baik pasti akan menghasilkan omset yang begitu besar. Niat hati saya ingin langsung mengambil peluang tersebut dan segera membuat keputusan untuk merubah kehidupan menjadi lebih sukses.
Sampai di sini kelihatannya semua nampak mudah?
Ambil peluang tersebut dan segera mengambil keputusan untuk merubah kehidupan menjadi lebih sukses…
Benarkan semudah itu?
Eh,,tunggu dulu…Inilah satu hal yang akhirnya membuat saya berpikir beberapa kali untuk mengambil keputusan. Belum sampai saya mengambil keputusan tiba-tiba otak logika saya berbicara “Eit,,tidak akan semudah itu kali…”dan seperti biasa si otak tanpa disuruh akan memberikan berbagai macam alasan yang sangat masuk akal untuk bisa kita tolak.
Biasanya otak akan mengirimkan berbagai kemungkinan-kemungkinan kegagalan yang bisa kita alami seperti

  • Sepertinya usaha ini terlalu sulit untuk dilakukan?
  • Kelihatanya saya tidak mungkin bisa menyiapkan modal segitu banyak?
  • Kalaupun saya berhasil mendapatkan modal, terus apakah bisnis ini bisa menjamin kesuksesan?
  • Apakah saya harus mengurungkan niat ini?
Hal di atas hanyalah beberapa sinyal-sinyal yang dikirimkan logikan kita terhadap diri kita. Semakin pandai dan jenius seseorang maka berbagai pertimbangannya akan semakin banyak dilakukan. Ketika itu yang kita lakukan akhirnya kita hanya akan terfokus pada proses berpikir dan akan melupakan action. Sehingga akan muncul para praktisi yang bisanya hanya ngomong tapi gak bisa mempraktekkan. Istilah lainya OOT (omong-omong tok).
Lebih parah lagi ketika kita terus saja berpikir, logika kita masih memberikan alasan yang seakan-akan membenarkan apa yang kita lakukan dengan mengatakan “Paling tidak saya sudah berpikir, dan itu lebih baik dari pada saya tidak berpikir, dan ini adalah bentuk usaha yang telah saya lakukan”. Ya sungguh indah logika kita menghibur diri kita, tapi sungguh jika kita mau sedikit saja menentang pasti kita akan mendapati bahwa diri kita belum melakukan apa-apa.
Kalau sudah begini apa yang harus kita lakukan?
Hanya ada satu jalan berpikirlah secara proporsional. Jangan terlalu berlebihan dalam berpikir dan menganalisa. Karena hal itu sungguh akan selalu membuat Anda khawatir dalam melangkah. Untuk membuat logika berpikir kita berpikir secara proporsional maka langkah yang harus kita lakukan adalah gunakan pikiran, hati, mata dan pendengaran kita dengan baik. Dengan begitu kita akan siap menghadapi hidup dan meraih kesuksesan hidup.
So…Lakukan apa yang ingin Anda lakukan. Yakinlah bahwa hidup Anda akan lebih menyenangkan jika Anda mau mendengarkan pikiran, hati, mata dan telingan Anda.

0 komentar:

Posting Komentar